Haul Mbah Geseng, Keunikan Wisata Religi di Deswita Branjang

Ungaran_ Kamis, 19 Agustus 2021 Kepala Dusun Branjang melalui Panitia Penyelenggara Haul Mbah Geseng berkolaborasi dengan Pokdarwis Mbangun Tresno Desa Wisata Branjang mengadakan ziarah di Makam Gunung Jadi, yakni makam Ki Ageng Penjawi salah satu pendiri Kota Pati.

Hadir Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Perguruan Tinggi STIEPARI, UNNES dan tokoh masyarakat Desa Branjang. Kegiatan tersebut juga melibatkan ormas keagamaan seperti ANSOR dan Banser.

Ziarah diawali dengan arak-arakan tumpeng yang terlaksana dengan meriah diiringi dengan musik gamelan dari Grup Karawitan Dharma Muda Desa Wisata Branjang dan Rebana dari Santri-santri Pondok Pesantren Roudhotul Hikmah asuhan KH. Masyhuri al Hafidz.

Kepala Desa Branjang, Suhardi, SE dalam sambutannya menyampaikan bahwa masyarakat Desa Branjang perlu melestarikan tradisi budaya ziarah dan haul Mbah Geseng setiap tahunnya untuk mengenang dan mendo’akan para leluhur. Hal itu beliau sampaikan supaya potensi yang ada di Desa Wisata Branjang juga semakin dikenal sehingga membawa dampak kemanfaatan secara luas bagi masyarakat.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Dra. Dewi Pramuningsih, M.Pd. sangat mengapresiasi terhadap keberadaan Desa Wisata Branjang yang semakin hari menunjukkan eksistensinya sebagai Desa Wisata Rintisan yang membanggakan. Hal itu terbukti bahwa pada perlombaan Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021 yang diselenggarakan KEMENPAREKRAF tahun ini, Desa Wisata Branjang berhasil masuk 300 besar dari 1.831 pendaftar dari 34 provinsi di Indonesia. “Kami bangga dan senang atas pencapaian Desa Wisata Branjang dalam event ADWI 2021 tahun ini, semoga pencapaian ini akan membawa kesuksesan bagi Desa Wisata Branjang dan bagi pokdarwis serta pengelola Desa Wisata Branjang supaya terus semangat dalam berkegiatan memajukan desa wisata”. Imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Mbangun Tresno Desa Wisata Branjang Mustaqim, M.Pd. dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ziarah ini merupakan salah satu potensi wisata religi yang mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat supaya berperilaku sadar wisata. “Warga Masyarakat Dusun Branjang harus menyadari bahwa Makam Gunung Jadi merupakan salah satu potensi wisata religi yang besar dan harus kita kembangkan.” Paparnya.

Rangkaian kegiatan diisi dengan pembacaan cerita sejarah Gunung Jadi, pemotongan tumpeng, pembacaan tahlil, makan bersama/ sedekahan dan do’a bersama serta ditutup dengan mau’idhotil hasanah dan do’a yang disampaikan oleh KH. Muharno.

Ditulis oleh : Mustaqim, M.Pd.

11 thoughts on “Haul Mbah Geseng, Keunikan Wisata Religi di Deswita Branjang”

  1. Nanik Sri Utaminingsih August 20, 2021

    Tradisi desa yg harus dilestarikan

    • Tim Redaksi August 24, 2021

      Betul sekali Ibu, semoga berkenan ikut kembali di Tahun depan 🙂

  2. Hajar Sabrani August 24, 2021

    Semoga bisa ikut tahun depan

  3. Agus Sugito August 24, 2021

    Semoga tahun depan jauh lebih banyak yang bisa meramaikan, menjaga tradisi sekaligus mendoakan para leluhur.

  4. Mustaqim August 24, 2021

    Bravo, Desa Wisata Branjang!
    Mari! Giatkan pelestarian sumber daya kearifan lokal, karena itu merupakan ruh dan kekuatan desa wisata kita..

  5. Margiyono N August 24, 2021

    Banyak manfaat yang didapatkan dengan adanya kegiatan tersebut. Cerita sejarah yang mungkin baru kita ketahui ternyata di makam Gunung Jadi menjadi makam hamba Allah yang hebat. Bahkan menurunkan generasi – generasi yang luar biasa.
    Semoga kita bisa semakin berbenah, berupaya dapat memberi sekecil apapun manfaat. Juga mengolah potensi agar memberi suntikan manfaat.
    #bersamamembangundesa

  6. Teguh basuki August 24, 2021

    Mencintai keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga Negara, semoga kedepan akan semakin baik lagi…

Tulis Komentar

Your Alamat email will not be published.

Artikel Terbaru

jual buket bunga semarang

Jual Buket Bunga Semarang

Resep lele bumbu kuning

Resep Lele Bumbu Kuning

Perbedaan Gula Jawa dan Gula Aren

Perbedaan Gula Jawa dan Gula Aren

Kategori
× Chat