Lokasi Desa Wisata Branjang yang berada pada lereng gunung membuat berbagai pohon tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Diantaranya pohon buah – buahan. Yang dulunya tumbuh alami mengikuti rantai makanan. Lambat laun mengikuti pola kehidupan, kemajuan jaman dan kebutuhan masyarakat maka mulai dibudidayakan berbagai pohon buah.
Seiring mobilitas orang desa ke kota semakin tinggi, turut membawa meningkatnya nilai ekonomi hasil bumi Desa Wisata Branjang. Ditambah semakin sadarnya masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan maka asupan makanan sehat terutama konsumsi buah – buahan turut meningkat. Maka mulailah warga masyarakat mulai menanam bibit pohon buah – buahan. Dan yang mempunyai khasiat baik untuk kesehatan, mudah perawatan serta mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah Alpukat.
Banyak sekali khasiat yang dimiliki buah alpukat antara lain memperlancar pencernaan, mengandung antioksidan yang melindungi diri, menyehatkan mata dan jantung bahkan bagus untuk perawatan kulit dan masih banyak manfaat lainnya. Selain itu rasanya juga istimewa, unik dan khas “banget”. Kalau tidak salah, dulu sekitar tahun 1999 dan 2000 an ketika “booming” es buah maka buah Alpukat ini menjadi semacam buah wajib dalam semangkok es buah.
Bahkan saking banyaknya konsumsi buah alpukat maka biji – biji alpukat terkumpul sangat banyak. Beda dengan biji buah yang lain, biji buah alpukat ternyata mudah tumbuh di kebun atau pekarangan. Misal diletakan saja pasti segera tumbuh tunas daunnya. Hampir mirip dengan “beton” nangka dan “pongge” durian namun mempunyai kualitas tinggi untuk menjadi pohon indukan yang baik.
Peluang ini dimanfaatkan dengan menggunakan media polibag agar tumbuh lebih bagus. Bahkan yang lebih bagus lagi dengan metode menyambung. Alhasil bibit – bibit ini mulai diminati warga masyarakat, termasuk warga Desa Wisata Branjang. Dan tak butuh cukup waktu lama, berbagai jenis buah alpukat mulai menghiasi pekarangan dan kebun warga. Ada yang jenis mentega, pluwang, kendil dan lain- lain.
Pemasaran Alpukat Desa Wisata Branjang
Ketika musim panen tiba, warga tidak perlu repot – repot apalagi bingung memasarkannya. Ada yang dipetik sendiri lalu dibawa ke pasar. Di pasar sudah ditunggu pedagang untuk diborong. Ada juga yang masih kembang sudah “ditebas” oleh “penebas” buah. Bahkan mereka bukan warga sekitar, mereka berasal dari luar kota. Ada yang dari Demak, Temanggung dan lain lain. Pemilik alpukat tinggal terima uang saja. Bisa juga ditimbang dulu panennya.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi sekarang ini penjualannya juga semakin berkembang, termasuk penjualan online. Yang selain memudahkan juga menambah nilai jual bagi penjual dan memberikan buah yang fresh bagi pembeli. Media fotografi pun turut berkembang dengan mengabadikan buah alpukat seelegan mungkin. Buah alpukat yang dulunya menjadi “ruhnya” es buah pun berkembang untuk diolah menjadi berbagai menu makanan dan minuman. Seperti menjadi selai roti, minuman alpukat kocok dan mixing dengan berbagai minuman.
Anda tertarik mendapatkan buah alpukat. Berkunjung saja ke Desa Branjang. Anda tak hanya mendapatkan buah alpukat yang fresh, berkualitas dan harga terjangkau. Tapi anda juga bisa merasakan sensasi memetik buah alpukat. Buah ini tak boleh dijatuhkan, maka dibutuhkan alat pemetik yang khusus. Terbuat dari bambu namun diujungnya dibuat anyaman sebagai tempat buah alpukat agar masuk dan tidak jatuh.
Semoga sedikit yang saya sampaikan ini memberi semangat kita bersama untuk berupaya menjalankan hidup sehat, memanfaatkan potensi yang ada, juga membantu desa berkembang.